Tulisan ini kubuat untuk memenuhi janji pada seorang teman. Dia memintaku
menulis tentangnya. Ini langkah awal teman...Dia inspirasinya.
Aku lahir di kecamatan Sintang Kalimantan Barat. Dilahirkan
ditengah keluarga tidak mampu, membuatku didik keras oleh keluargaku. Terutama
ibu, bibi dan pamanku. Paman dan bibiku memegang peran penting dalam
kehidupanku, selain ibuku. Karena sejak aku belum lahir, aku sudah tidak
mempunyai ayah. Bahkan hingga detik ini aku tidak pernah melihat paras ayahku. Bahkan
hingga usiaku menginjak angka 20, aku baru tahu jati diri ayahku.
Sejak SMP aku hijrah ke kota Pontianak dan tinggal bersama paman.
Tekad bulatku, harus selesai sekolah. Selama 9 tahun, SMP hingga SMA aku tidak
pernah pulang ke kampung halaman, kabar juga takpernah kukirimkan. Dulu, alat
komunikasi tak semudah sekarang.
Tahun 2002 tamat SMA, aku tak
melanjutkan pendidikan. Meskipun, aku sangat ingin. Ini karena
keterbatasan finansial. Aku bertahan hidup di Pontianak. Sebenarnya aku berniat
membuka konter hp setelah selesai sekolah. Tapi, lagi-lagi, modal tak punya. Tak
terwujudlah mimpiku yang kurekomendaikan pada Tuhan disetiap doaku. Walaupun,
paman yang kutumpangi selama di Pontianak juga mendukung keinginanku.
Sejak itulah, aku mulai melamar pekerjaan kesana kemari. Sudah
banyak pekerjaan yang kujajal. Dari menjaga penyewaan kaset, rental buku,
kounter hp hingga karyawan super market. Sejak bekerja, aku tak lagi tinggal
bersama paman. Aku memilih tingal di kos-kosan. Meski gaji tak seberapa, tapi
sejauh ini aku bisa menghidupi diriku sendiri. Terakhir aku bekerja di super
market. Cukup lama aku bertahan bekerja disana. Pikirku, tak mudah mencari
pekerjaan. Ditambah dengan usiaku yang bukan tergolong muda. Bos-bos lebih
cenderung menerima karyawan yang frsh graduate. Tapi, lama-kelamaan aku
menemukan titik jenuh. Aku berhenti menjadi karyawan super market.
Keputusanku berhenti, bukan tanpa alasan kuat. Bekerja hampir lebih
5 tahun, tak ada kenaikan gaji. Sedangkan kebutuhan hidup semakin meningkat.
Setelah melepas pekerjaanku, aku mulai lagi memasukkan lamaran ke sana sini.
Tapi, tak satupun yang lolos. Akhirnya aku mencoba bisnis, dengan modal
pesangon saat aku memutuskan berhenti bekerja di super market.
Aku menjual baju ke kampung halamanku. Tapi, itu tak berlangsung
lama, saat teman lamaku saat kerja di super market memberhentikan diri dan mengajakku
untuk join berwirausaha. Kami berdua memilih membuka kounter hand phone.
Dengan modal nekat. Karena modal awal untuk membuka usaha benar-benar jauh api
dari pangang. Uang kami hanya cukup untuk menyewa ruko. Kami memberanikan diri
mengajukan pinjaman pada koprasi usaha mikro. Selain itu, untuk tambahan modal aku
juga memminjam uang pada pamaku.
Dengan modal tak seberapa, aku dan temanku hanya menjual pulsa dan
rokok. Puji Tuhan, belum genap 1 tahun menjalankan usaha, hutang pada paman
sudah bisa kulunasi. Selain itu, sekarang aku juga menjual asesoris HP, snack,
juga es. Ini semata-mata demi keberlangsungan usaha. Semua peluang kujajal. Tuhan
memberi yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan. Dan kini, Tuhan menjawab
Do’aku. Terima kasih Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar