Rabu, 19 Januari 2011

Nuzulul Qur'an "Meningkatkan Kecintaan Pada Al-Qur'an"

Kebahagiaan sedang menyelimuti umat muslim diseluruh dunia. Kehadiran bulan Ramadhan banyak dinanti-nanti oleh sebagian besar umat Muslim. 30 hari dalam bulan Ramadhan bagaikan hari-hari keemasan dan diantara 30 hari tersebutlah merupakan hari dimana turunnya kitab suci umat Islam yaitu Al-Qur’an. Al-Qur’an pertama kali diturunkan oleh Allah kepada nabi Muhammad SAW di gua Hira tepat pada tanggal 17 di bulan Ramadhan yang sering disebut dengan malam Nuzulul Qur’an. Malam 17 Ramadhan dinamai dengan Nuzulul Qur’an karena memang nuzul adalah kata yang berasal dari bahasa Arab nazala yanzulu yang berarti turun..
Menyadari akan momen yang dianggap sanggat berharga tersebut, umat Islam bak tak ingin kalah dalam perlombaan mendulang pahala demi mengharapa ridho Allah SWT. Tidak sedikit dari umat Islam saat detik itu menjelang mengisi hari-hari serta malamnya dengan memperbanyak membaca Al-Qur’an. Menilik tradisi yang sering dilewati oleh umat Muslim sejak dulu pada malam ke-17 bulan Ramadhan selalu diisi dengan tadarus atau membaca Al-Qur’an. Bahkan ditempat-tempat ibadah umat Islam (masjid),  akan tampak lebih ramai pada malam tersebut. Meskipun pada malam-malam sesudahnya masjid juga selalu ramai, akan tetapi pada malam tersebut akan lebih ramai dibading hari-hari biasanya.
Semangat ruhaniah yang terdapata dalam diri umat Islam saat bulan Ramadhan tiba, khususnya pada malam Nuzulul Qur’an harus senantiasa dijaga. Karena semangat tersebut menandakan bahwa umat Islam senantiasa berusaha untuk memuliakan Al-Qur’an. Selain itu masih banyak nilai lain yang terkandung pada malam 17 Ramadhan jika dilihat dari cara umat muslim itu sendiri dalam memperingatinya. Dengan meramaikan masjid dan memperbanyak membaca Al-Qur’an, artinya umat Islam senantiasa berusaha untuk selalu menumbuhkan kecintaan pada kitab sucinya.
Kecintaan suatu umat terhadap kitab suci yang dimilikinya terkadang bisa pudar seiring dengan perkembangan zaman. Kecintaan umat muslim terhadap Al-Qur’an juga demikian, contoh kecil adalah kecintaan generasi muda Islam terhadap kitabnya. Tidak sedikit kalangan muda yang rela menggunakan kaca mata lantaran terlalu banyak membaca buku dan mendapat julukan kutu buku. Kutu buku hanyalah sebagai kiasan bagi seseorang yang begitu mencintai buku. Tapi merupakan suatu pemandangan  yang sangat langka, jika pada zaman moderen ini kita jumpai generasi muda yang merelakan matanya lelah lantaran membaca Al-Qur’an. Atau sederhanya, betapa sulitnya menjumpai pemuda Islam yang begitu mencintai, mengandrungi Al-Qur’an seperti ia mencintai cerpen, novel atau buku bacaan lainnya.
Dengan dinobatkannya malam 17 Ramadhan sebagai malam Nuzulul Qur’an, malam turunnya Al-Qur’an, kita sebagai umat muslim bisa belajar banyak dari semangat masyarakat dalam mengisi malam tersebut. Kecintaan terhadap Al-Qur’an lah yang seharusnya senantiasa kita pupuk. Hingga kita sebagai umat Islam tidak hanya mengakui Al-Qu’ran tersebut sebagai kitab suci yang merupakan wahyu dari Allah SWT yang diturunkan di gua Hira kepada nabi Muhammad melaui malaikat Jibril dan turunnya secara mutawattir atau bertahap (definisi singkat Al-qur’an).
Jika umat Islam megalami masa krisis cinta terhadap Al-Qur’an, bagaimana mungkin ia bisa menjadikan Al-Qur’an tersebut sebagai pegangan atau pedoman hidup. Padahal Allah yang menyebutkan bahwa salah satu fungsi dari Al-Qur’an adalah sebagai hudallinnas atau petunjuk bagi manusia. Jika kehidupan ini diibaratkan sebagai perjalanan yang cukup panjang, Al-Qu’ran memegang peran yang saggat penting karena isi dari Al-Qur’an menjelaskan sendi-sendi kehidupan bahkan hingga pada bagian yang sanggat  kecil. Al-Qur’an bahkan bisa mengalahkan fungsi kompas si penunjuk arah. Jika kompas hanya menunjukkan 4 arah pada umumnya, Utara, Selatan, Barat dan Timur, Al-Qur’an mampu memberikan kepada kita petunjuk lebih dari itu. Bahkan jika ingin menghitung secara matematis kalkulator tak akan sanggup untuk menghitungnya. Hal ini disebabkan karena begitu banyak bagian dari kehidupan yang dijelaskan dalam Al-Qur’an.
Misalnya, didalam Al-Qur’an terdapat bagaimana cara kita bersosialisasi dengan sesama atau bagaimana cara menjalin ukhuwah hingga bagaimana proses penciptaan alam semesta inipun terdapat dalam Al-Qur’an. Jika Al-Qur’an memegang peran yang begitu penting, apa yang  akan terjadi jika rasa cinta terhadap Al-Qur’an tidak hadir pada diri kita sebagai umat muslim.
Menumbuhkan rasa cinta terhadap Al-Qur’an tidak hanya bisa dengan membaca ayat demi ayatnya saja. Tapi dengan memperbanyak membaca ayat serta maknanya, adalah salah satu cara yang sangat efektif. Dengan mengetahui arti serta maknanya akan mempermudah kita memahami apa kadungan Al-Qur’an. Dari situlah kecintaan kita akan bertambah seiring dengan bertambahnya pemahaman kita sebagai umat Islam terhadap koridor-koridor yang telah Allah tentukan dalam Al-Qur’an.
Dengan hadirnya bulan Ramadhan dan momen Nuzulul Qur’an bisa kita jadikan saat untuk menumbuhkan rasa cinta kita pada kitab suci Al-Qur’an yang tidak ada duanya dan itulah kitab yang akan senantiasa digunakan bagi umat Islam hingga akhir zaman nanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar