Ditulis:
Ambaryani 25/1/2011
Berawal
dari pembicaraan lepas mengenai banyak hal. Aku dan temanku. Dia memiliki
banyak mimpi yang ingin diwujudkan di tempat yang dia dan teman-temannya rumah
mimpi. Sejak dia aktif di Rumah Mimpi, dia ingin menjadikan tempat itu pusat
perwujudan mimpi-mimpi banyak orang. Generasi muda terutama.
Di
rumah itu ada kegiatan seni, pendidikan, sosial dan keagamaan. Komplit. Dia
mendiskusikan hal itu denganku. Dia ingin merangkul siapa saja yang memiliki
jiwa sosial, yang siap meluangkan waktu plus tenaga di rumah mimpi. Untuk
memberi pendidikan dengan cara yang tidak formal kepada anak-anak yang kurang
beruntung. Mengajarkan membaca, menulis, berhitung. Memberi pengajaran
bagaimana bersikap dengan orang lain, orang tua, guru dan banyak hal yang hrus
diberikan kepada anak-anak itu.
Kegiatan
ini dilakukan dengan dasar suka rela, karena memang kondisi anak-anak yang akan
diajarkan adalah anak-anak tidak mampu. Tak hanya itu, rencana anak-anak itu juga akan diajarkan mengaji
juga.
Dari
sekian banyak hal yang kami bicarakan, sampailah kepada pembicaraan rencana
pembuatan mading informasi di Rumah Mimpi yang bertempat di komplek Gitananda. Dia
kebingungan diaman mau diletakkan mading itu. Panjang lebarlah kami diskusi.
Dari mading biasa sampai mading yang tak biasa.
Mading
yang tak biasa itu adalah, mading yang akan diberinama “Mading Pesan Untuk Orang
Tua”. Mading itu akan diisi dengan jepretan-jepretan muda mudi yang sering
temanku trmukan sedang asik bersama pasangannya. Dia bilang ingin selalu
membawa kameranya, dan sewaktu-waktu menemukan hal yang begitu akan langsung
dijepretnya.
Dia
merasa khawatir dengan apa yang dilihatnya. Dia peduli, makanya dia ingin
membuat mading tersebut. Tujuannya, agar orang tua yang melintas dijalan itu
melihat. Barang kali ada salah satu anak mereka, dan itu bisa menjadi bahan
untuk lebih giat mendidik anaknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar