Ditulis: Ambaryani
Belum genap 3 jam aku duduk di meja kerjaku, 2 Februari 2012. Telfon berwarna
biru yang terletak disudut kanan meja, sudah berdering 3 kali. Menjawab
panggilan telfon, memang salah satu tugasku.
Saat pertama kali berdering, kuangkat. Kusapa ramah, seperti
biasa aku menyambut penelfon. Api, tak ada yang menyahut. Si penelfon, tak
bersuara.
“Halo...ada yang bisa saya bantu?”, kutunggu beberapa saat. Dan
tak ada kehidupan digagang telfon itu. Kemudian, tut, tut, tut...putus.
Aku duduk dan kembali melanjutkan kerjaanku. Baru 30 menit
aku duduk, berdering lagi si biru. Kembali kuangkat. Kali ini, langsung putus.
“Siapa?”, bos bertanya. Mungkin heran melihatku diam saat
gagang telfon masih menempel ditelingga.
“Ntah, udah 2 kali ini berdering. Diangkat, tapi tak
bersuara”, jawabku.
45 menit kemudian, berdering kambali. Kutunggu hingga 3 kali
deringan. Baru kuangkat. Khawatir orang iseng lagi.
Kali ini ada sesuatu yang aneh. Saat kuangkat, lagi, tak ada
suara sahutan dari penelfon. Tapi, kudengar suara piano diujung telfon. Aku belum
sempat mengenali nada lagu apa itu. Karena memang, suara itu tidak lama.
Kemudian, penelfon memutusnya. Tanpa suara lagi.
Aneh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar